Diriwayatkandari Abdullah bin Masโ€™ud, dia berkata, โ€œBarangsiapa yang berbuka (tidak berpuasa) sehari di bulan Ramadlan tanpa adanya alasan (โ€˜udzur), maka tidak ada artinya puasa selama setahun hingga dia bertemu dengan Allah; jika Dia menghendaki, maka Dia akan mengampuninya dan bila Dia menghendaki, maka Dia akan menyiksanya.โ€ (Lihat
Puasa melatih kita menjadi pribadi yang bertakwa. Tetapi mengapa gelombang kebencian kepada kelompok lain, fitnah, dan hoax tidak mereda selama Ramadhan ini? Salah satu jawabannya adalah ketidakseimbangan antara basyรฎr dan nadzรฎr terkait puasa. Kita terbuai dengan banyaknya informasi keutamaan puasa basyir tetapi kita minim asupan ancaman nadzir bagi orang yang berpuasa. Dalam mimbar-mimbar pengajian di sepanjang Ramadhan ratusan ribu penceramah menekankan bahwa Allah memberikan banyak keistimewaan kepada umat Islam yang berpuasa. Ratusan ribu riwayat, ayat, dan pendapat ulama tentang fadhilah dan keutamaan berpuasa diurai di banyak forum. Hingga pada akhirnya kita merasa yakin dan pede bahwa kita pasti termasuk golongan umat Muhammad yang mendapatkan banyak pahala dan jaminan mendapat jaminan puasa diterima, jaminan ampunan, dan kunci surga, kita pun enak-enakan menjalani puasa ini dengan berbagai hal yang terkadang bisa merusak puasa kita. Maka tidak perlu heran jika di bulan puasa ini, media sosial masih riuh dengan saling umpat dan caci maki. Hoax masih bertebaran di mana-mana. Umat Islam menjadi teledor, kurang memperhatikan pesan-pesan yang bernada ancaman dari Allah dan Rasul dengan lebih teliti terkait orang yang hadits qudsi berikut iniAllah berfirman, โ€œPuasa adalah untuk-Ku, dan Aku akan memberikan balasannya. Umat Islam menjaga syahwat, makan, dan minum karena Aku. Puasa adalah perisai. Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan bahagia ketika berbuka dan bahagia ketika bertemu Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum bagi Allah ketimbang minyak kasturi.โ€ Hadits populer ini dengan beragam versi diriwayatkan oleh Bukhari 1904, Muslim 1151, Abu Dawud 2363, Tirmizi 766, Nasai 2214, Ibnu Majah 3823, Malik 860, Darimi 1811, dan Ahmad 7174.Yang menarik dicermati adalah bahwa para penceramah selama Ramadhan ini menyampaikan hadits qudsi di atas secara parsial, sepenggal-sepenggal. Jarang ada penceramah yang menyampaikan hadits qudsi tersebut secara utuh-seluruh. Dari lima kalimat di atas, dua kalimat terakhir yang paling sering dikutip di sana-sini. Para penceramah senang dengan dua penggal kalimat ini. Audiens pun senang mendengar konten tersebut. Klop kalimat terakhir menegaskan bahwa orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan sekaligus. Yang satu akan didapat di dunia, yakni saat berbuka. Yang satunya pasti akan diraih kelak di hari kiamat. Ini jaminan dari Allah. Dan yes. Kita pun merasa ayem-tentrem. Penggalan kalimat selanjutnya, bau mulut orang yang berpuasa sangat istimewa di sisi Allah, meskipun kita sendiri merasa kikuk dengan bau mulut sendiri. Dan kita pun berbangga dengan dua jaminan basyรฎr itu, tiga kalimat pertama dari hadits qudsi tersebut jarang dikutip. Kalaupun dikutip, ia disampaikan dalam nada kabar baik basyรฎr, bukan ancaman nadzรฎr. โ€œPuasa adalah untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasannya. โ€œ Hadits ini selalu dipahami dalam kerangka balasan yang berlipat. Memang dalam riwayat Imam Tirmizi 766 hadits ini diawali, โ€œSetiap perbuatan baik mendapatkan balasan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Dan puasa adalah untuk-Kuโ€ฆโ€Mayoritas penceramah menyatakan bahwa terhadap setiap amal ibadah, Allah akan memberikan balasan yang berlipat, mulai dari sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa. Maka Allah akan memberikan balasan yang tak ternilai dan tak terbatas untuk puasa. Pemahaman ini tidak salah memang. Tetapi coba kita perhatikan sekali lagi dengan lebih detil. Dalam riwayat tadi, Allah menyatakan bahwa puasa adalah hak prerogatif Allah, apakah diterima atau tidak, apakah diberi balasan atau ini sebetulnya adalah ancaman nadzรฎr kepada orang yang berpuasa. Dalam hadits tadi Allah swt. tidak memberikan kepastian apa dan berapa balasan orang yang berpuasa. Maka hak Allah untuk memberikan sepuluh kali lipat, seratus kali lipat, seribu kali lipat, bahkan semilyar kali lipat. Tapi ingat. Allah swt bisa saja menolak puasa kita dan tidak memberikan balasan apa pun atas puasa kita. Karena itu adalah hak Allah. Dan sedihnya, kita tak bisa bahasa anak muda, Allah swt seolah-olah berfirman, โ€œHeiโ€ฆ Kalian puasa yang bener ya. Jangan macam-macam saat puasa. Ntar Aku sendiri yang bakal menilai puasa kalian. Awas lho yaโ€ฆ Aku tahu lho kalian kumur-kumur tiga kali tapi yang keluar cuma dua kali. Aku tahu lho kamu nyebar hoax dan kabar dusta di grup WA ituh. Aku tahu lho kamu menyebar fitnah kepada si A. Ingat! Jangan macam-macam.โ€Ancaman ini menemukan relevansinya dengan kalimat kedua hadits qudsi tersebut, โ€œUmat Islam menjaga syahwat, makan, dan minum karena Aku.โ€ Allah swt menegaskan bahwa puasa itu tidak hanya menahan makan dan minum, tapi juga menahan syahwat. Syahwat tidak hanya syahwat seksual, tapi juga syahwat ghibah, syahwat politik, syahwat hoax, syahwat fitnah, dan hanya itu, puasa itu menuntut keihlasan total, โ€œโ€ฆ karena Aku.โ€ , firman Allah. Jadi puasa dilakukan bukan karena takut ketahuan orang lain, bukan pula karena agar tampil islami. Hal ini dipertegas dengan kalimat ketiga, โ€œPuasa adalah perisai.โ€ Allah mengingatkan kita sekali lagi, bahwa puasa adalah tameng yang menjadi pelindung ketika kita berpuasa, kita tidak boleh membiarkan ada kotoran mengenai diri kita. Kita tidak boleh membiarkan diri kita menyebarkan hoax, fitnah, adu domba, dan kabar bohong. Kita tidak membiarkan diri ini turut menyebarkan ujaran kebencian. Jika kita melakukannya, maka kita sedang menghancurkan perisai Allah swt selaras dengan ancaman Nabi yang jarang dikutip berikut, โ€œBarang siapa yang tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan tercela, maka Allah tidak butuh jerih payah mereka dalam meninggalkan makan dan minum.โ€ Hadits sahih ini diriwayatkan oleh Bukhari 1903, Abu Dawud 2362, Tirmizi 707, Ibnu Majah 1689, dan Ahmad 10562.Betapa pentingnya hadits sahih ini, Imam Bukhari sampai membuatkan bab tersendiri dalam kitab Sahih Bukhari-nya,โ€Bab orang yang tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan tercela saat berpuasaโ€.Allah swt mengancam pembuat dan penyebar hoax dengan tidak memberikan balasan puasa apa pun kepada mereka. Karena itu adalah hak prerogratif Allah. Bahkan dalam satu riwayat disebutkan bahwa โ€œAda lima yang membatalkan pahala puasa dusta, ghibah, adu domba, sumpah palsu, dan melihat dengan syahwat.โ€ Mereka berpuasa tapi hanya dapat lapar dan iyadz billah.* M. Nasruddin, pengajar di IAIN Metro Lampung.
Inilahmakna dari hadits Tsauban mengingat hadits tersebut tidaklah menerangkan perihal satu orang, dua orang atau berbicara tentang kriteria tertentu, namun hadits tersebut menerangkan sifat-sifat secara sempurna. Di antara manusia ada yang bermaksiat tatkala bersendirian dan hatinya memang menentang Allah.
Hallo keluarga sipp, kali ini kita akan membahas mengenai ancaman bagi orang tidak berpuasa Ramadhan. Yuk simak penjelesalannya 1. Dikatakan kafir dan halal darahnya โ€œTali Islam dan sendi agama itu ada tiga perkara. Di atas tiga perkara itu, Islam didirikan. Barangsiapa yang meninggalkan salah satunya, ia adalah kafir dan halal darahnya. Ketiga perkara tersebut adalah 1 persaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, 2 shalat wajib dan 3 puasa Ramadhan.โ€ 2. Tidak diterima amalan qadhanya sepanjang masa โ€œBarang siapa yang tidak berpuasa satu hari di dalam bulan Ramadhan tanpa uzur atau sakit, puasa sepanjang masa tidak dapat menebusnya, walaupun ia melakukannya. Di dalam buku Fiqh Sunnah dzahabi berkata, โ€œKaum mukminin telah menetapkan bahwa barang siapa yang meninggalkan puasa Ramadhan bukan karena sakit adalah lebih buruk dari pada pezina dan peminum khamar. Bahkan mereka meragukan keislamannya dan menduganya sebagai orang yang bermuka dua serta lepas dari agama.โ€ Wah, ternyata selain halal darahnya saat kita tidak melaksanakan puasa Ramadhan tanpa ada halangan, tidak akan diterima qadha puasa kita walaupun kita menggantinya sepanjang tahun. Semoga kita dilindungi dengan niat seperti itu ya keluarga sipp sekalian. Aamiin ref

1 Puasa setahun penuh. Keutamaan puasa Syawal yaitu mendapatkan pahala yang berlipat ganda, yaitu seperti menjalankan puasa selama setahun. Puasa Syawal hanya dikerjakan selama enam hari, akan tetapi Allah SWT akan memberi ganjaran atau pahala seperti seseorang yang puasa selama 12 bulan. Keutamaan puasa syawal ini dijelaskan dalam hadis

[ Sering kita jumpai beberapa orang tidak memiliki rasa malu dalam meninggalkan ibadah puasa, bahkan ada yang nekat makan dan minum di tengah khalayak tentunya bukanlah akhlak yang baik, dan meninggalkan puasa tanpa udzur merupakan dosa puasa Ramadhan sudah sangat jelas, kewajiban yang tidak boleh ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ูƒูุชูุจูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู ุงู„ุตู‘ููŠูŽุงู…ู ูƒูŽู…ูŽุง ูƒูุชูุจูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ู…ูู†ู’ ู‚ูŽุจู’ู„ููƒูู…ู’ ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชูŽุชู‘ูŽู‚ููˆู†ูŽ "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." QS. al-Baqarah 183Syaikh Abdul Aziz ar-Rรขjihi -hafizhahullรขh- berkata,โ€œBarangsiapa mengingkari kewajiban puasa Ramadhรขn, maka dia kafir, murtad dari agama Islam. Karena dia telah mengingkari satu kewajiban besar dan satu rukun dari rukun-rukun Islam, serta satu perkara yang diketahui dengan pasti sebagai ajaran Islam. Barangsiapa mengakui kewajiban puasa Ramadhรขn dan namun dia berbuka dengan sengaja tanpa udzur, berarti dia telah melakukan dosa besar, dia dihukumi fasik dengan sebab itu, namun tidak dikafirkan menurut pendapat yang paling kuat dari pendapat Ulama. Dia wajib berpuasa, dan Penguasa muslim harus menghukumnya dengan penjara atau dera atau kedua-duanya. Sebagian Ulama berkata, โ€œJika seseorang berbuka puasa Ramadhรขn dengan sengaja tanpa udzur, dia menjadi kafirโ€. Ilmรขm bi Syai-in min Ahkรขmis Shiyรขm, hlm. 1ANCAMAN BAGI YANG TIDAK BERPUASAุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจู’ูŠ ุฃูู…ูŽุงู…ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ุจูŽุงู‡ูู„ูู‰ู‘ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽู…ูุนู’ุชู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู ุจูŽูŠู’ู†ูŽุง ุฃูŽู†ูŽุง ู†ูŽุงุฆูู…ูŒ ุฅูุฐู’ ุฃูŽุชูŽุงู†ูู‰ ุฑูŽุฌูู„ุงูŽู†ู ููŽุฃูŽุฎูŽุฐูŽุง ุจูุถูŽุจู’ุนูŽู‰ู‘ูŽ ููŽุฃูŽุชูŽูŠูŽุง ุจูู‰ ุฌูŽุจูŽู„ุงู‹ ูˆูŽุนู’ุฑู‹ุง ููŽู‚ูŽุงู„ุงูŽ ู„ูู‰ูŽ ุงุตู’ุนูŽุฏู’ ููŽู‚ูู„ู’ุชู ุฅูู†ู‘ูู‰ ู„ุงูŽ ุฃูุทููŠู‚ูู‡ู ููŽู‚ูŽุงู„ุงูŽ ุฅูู†ู‘ูŽุง ุณูŽู†ูุณูŽู‡ู‘ูู„ูู‡ู ู„ูŽูƒูŽ ููŽุตูŽุนูุฏู’ุชู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุฅูุฐูŽุง ูƒูู†ู’ุชู ููู‰ ุณูŽูˆูŽุงุกู ุงู„ู’ุฌูŽุจูŽู„ู ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽู†ูŽุง ุจูŽุฃูŽุตู’ูˆูŽุงุชู ุดูŽุฏููŠุฏูŽุฉู ููŽู‚ูู„ู’ุชู ู…ูŽุง ู‡ูŽุฐูู‡ู ุงู„ุฃูŽุตู’ูˆูŽุงุชู ู‚ูŽุงู„ููˆุง ู‡ูŽุฐูŽุง ุนููˆูŽุงุกู ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุงู†ู’ุทูู„ูู‚ูŽ ุจูู‰ ููŽุฅูุฐูŽุง ุฃูŽู†ูŽุง ุจูู‚ูŽูˆู’ู…ู ู…ูุนูŽู„ู‘ูŽู‚ููŠู†ูŽ ุจูุนูŽุฑูŽุงู‚ููŠุจูู‡ูู…ู’ ู…ูุดูŽู‚ู‘ูŽู‚ูŽุฉูŒ ุฃูŽุดู’ุฏูŽุงู‚ูู‡ูู…ู’ ุชูŽุณููŠู„ู ุฃูŽุดู’ุฏูŽุงู‚ูู‡ูู…ู’ ุฏูŽู…ู‹ุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูู„ู’ุชู ู…ูŽู†ู’ ู‡ูŽุคูู„ุงูŽุกู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‡ูŽุคูู„ุงูŽุกู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠููู’ุทูุฑููˆู†ูŽ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุชูŽุญูู„ู‘ูŽุฉู ุตูŽูˆู’ู…ูู‡ูู…ู’Dari Abu Umรขmah al-Bรขhili, dia berkata Aku mendengar Rasรปlullรขh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda โ€œKetika aku sedang tidur, tiba-tiba ada dua laki-laki yang mendatangiku, keduanya memegangi kedua lenganku, kemudian membawaku ke sebuah gunung terjal. Keduanya berkata kepadaku, โ€œNaiklah!โ€ Aku menjawab, โ€œAku tidak mampuโ€. Keduanya berkata, โ€œKami akan memudahkannya untukmuโ€. Maka aku naik. Ketika aku berada di tengah gunung itu, tiba-tiba aku mendengar suara-suara yang keras, maka aku bertanya, โ€œSuara apa itu?โ€ Mereka menjawab, โ€œItu teriakan penduduk nerakaโ€. Kemudian aku dibawa, tiba-tiba aku melihat sekelompok orang tergantung terbalik dengan urat-urat kaki mereka di sebelah atas, ujung-ujung mulut mereka sobek mengalirkan darah. Aku bertanya, โ€œMereka itu siapa?โ€ Mereka menjawab, โ€œMeraka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum waktunya tidak berpuasaโ€.HR. Nasรขโ€™i dalam as-Sunan al-Kubra, no. 3273; Ibnu Hibbรขn; Ibnu Khuzaimah; al-Baihaqi, 4/216; al-Hรขkim, no. 1568; ath-Thabarani dalam Muโ€™jamul Kabรฎr. Dishahihkan oleh al-Hรขkim, adz-Dzahabi, al-Haitsami. Lihat al-Jรขmiโ€™ li Ahkรขmis Shiyรขm, 1/60Nas'alullah al'afiyah wasalamah.
AncamanBagi Orang Yang Tidak Berpuasa Di Bulan Ramadlan Tanpa 'Udzur Syar'i (1) Anjuran melakukan perintah Rasul sesuai kemampuan (4) Anjuran Untuk menutup Kekurangan kaum Muslimin Dan Larangan Dari Mencari-cari Kekurangan Mereka (1)
Puasa Ramadhan adalah ibadah yang agung dan salah satu rukun Islam. Maka meninggalkan puasa tanpa udzur merupakan dosa besar dan berat konsekuensinya. Bahkan para ulama berbeda pendapat mengenai orang yang meninggalkan puasa dengan sengaja tanpa udzur syarโ€™i, apakah ia masih Muslim ataukah keluar dari Islam?Pendapat Sebagian UlamaPendapat yang RajihMeninggalkan Puasa Bisa Murtad Jika IstihlalJika Bertaubat, Apakah Wajib Meng-qadha Puasa yang Ditinggalkan?Pendapat Sebagian UlamaSebagian ulama berpendapat bahwa orang yang meninggalkan puasa Ramadhan dengan sengaja tanpa udzur maka ia kafir keluar dari Islam. Disebutkan dalam kitab Shifatu Shalatin Nabi hal. 18 karya Ath Tharifiy ุฐู‡ุจ ุจุนุถ ุงู„ุนู„ู…ุงุก โ€“ ูˆู‡ูˆ ู…ุฑูˆูŠ ุนู† ุงู„ุญุณู†, ูˆ ู‚ุงู„ ุจู‡ ู†ุงูุน ูˆ ุงู„ุญุงูƒู… ูˆ ุงุจู† ุญุจูŠุจ ู…ู† ุงู„ู…ุงู„ูƒูŠุฉ, ูˆ ู‚ุงู„ ุจู‡ ุฅุณุญุงู‚ ุจู† ุฑุงู‡ูˆูŠู‡, ูˆู‡ูˆ ุฑูˆุงูŠุฉ ุนู† ุงู„ุฅู…ุงู… ุฃุญู…ุฏ โ€“ ุฅู„ู‰ ุฃู† ู…ู† ุชุฑูƒ ุดูŠุฆุง ู…ู† ุฃุฑูƒุงู† ุงู„ุฅุณู„ุงู…, ูˆ ุฅู† ูƒุงู† ุฒูƒุงุฉ ุฃูˆ ุตูŠุงู…ุง ุฃูˆ ุญุฌุง, ู…ุชุนู…ุฏุง ูƒุณู„ุง ุฃูˆ ุชู‡ุงูˆู†ุง ุฃูˆ ุฌุญูˆุฏุง, ูุฅู†ู‡ ูƒุงูุฑ. ูˆุงู„ุฌู…ู‡ูˆุฑ ุนู„ู‰ ุนุฏู… ุงู„ูƒูุฑโ€œSebagian ulama berpendapat, pendapat ini diriwayatkan dari Al Hasan Al Bashri, juga merupakan pendapat Nafiโ€™, Al Hakim, Ibnu Habib dari Malikiyyah, Ishaq bin Rahuwaih, dan salah satu pendapat Imam Ahmad, bahwa orang yang meninggalkan satu saja dari rukun Islam, baik itu zakat, puasa atau haji, dengan sengaja atau karena malas atau meremehkan atau karena mengingkari kewajibannya, maka ia kafir. Sedangkan jumhur ulama berpendapat tidak sampai kafirโ€.Dalil ulama yang mengkafirkan, diantaranya hadits-hadits tentang rukun Islam. Bahwa Islam dibangun di atas 5 perkara, yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji, maka konsekuensinya jika salah satu ditinggalkan, hancurlah Islam juga berdalil dengan riwayat dari Umar bin Khathab radhiallahuโ€™anhu bahwa beliau berkataู…ูŽู† ุฃุทุงู‚ูŽ ุงู„ุญุฌู‘ูŽุŒ ูู„ู… ูŠุญูุฌู‘ูŽ ูุณูˆุงุกูŒ ุนู„ูŠู‡ ู…ุงุช ูŠู‡ูˆุฏูŠู‘ู‹ุง ุฃูˆ ู†ุตุฑุงู†ูŠู‘ู‹ุงโ€œBarangsiapa yang mampu berhaji namun tidak berangkat haji, maka sama saja ia mati apakah sebagai orang Yahudi atau sebagai orang Nashraniโ€ HR. Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya, 1/387, dishahihkan Hafizh Al Hakami dalam Maโ€™arijul Qabul, 639/2.Sedangkan haji adalah salah satu rukun Islam. Perkataan semisal ini juga diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib dan Abu Juga Semoga Kita Diampuni Selama RamadhanPendapat yang RajihPendapat yang rajih adalah pendapat jumhur ulama, yang tidak mengkafirkan orang yang meninggalkan puasa. Diantara dalilnya, hadits dari Auf bin Malik dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ia bersabda,ุฎูŠุงุฑ ุฃุฆู…ุชูƒู… ุงู„ุฐูŠู† ุชุญุจูˆู†ู‡ู… ูˆูŠุญุจูˆู†ูƒู… ูˆูŠุตู„ูˆู† ุนู„ูŠูƒู… ูˆุชุตู„ูˆู† ุนู„ูŠู‡ู… ูˆุดุฑุงุฑ ุฃุฆู…ุชูƒู… ุงู„ุฐูŠู† ุชุจุบุถูˆู†ู‡ู… ูˆูŠุจุบุถูˆู†ูƒู… ูˆุชู„ุนู†ูˆู†ู‡ู… ูˆูŠู„ุนู†ูˆู†ูƒู… ู‚ูŠู„ ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุฃูู„ุง ู†ู†ุงุจุฐู‡ู… ุจุงู„ุณูŠู ูู‚ุงู„ ู„ุง ู…ุง ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุฅุฐุง ุฑุฃูŠุชู… ู…ู† ูˆู„ุงุชูƒู… ุดูŠุฆุง ุชูƒุฑู‡ูˆู†ู‡ ูุงูƒุฑู‡ูˆุง ุนู…ู„ู‡ ูˆู„ุง ุชู†ุฒุนูˆุง ูŠุฏุง ู…ู† ุทุงุนุฉโ€œSebaik-baik pemimpin kalian adalah pemimpin yang kalian cintai, dan mereka pun mencintai kalian. Kalian mendoโ€™akan mereka, mereka pun mendoakan kalian. Seburuk-buruk pemimpin kalian adalah yang kalian benci, mereka pun benci kepada kalian. Kalian pun melaknat mereka, mereka pun melaknat kalianโ€. Para sahabat bertanya, โ€œYa Rasulullah apakah kita perangi saja mereka dengan senjata?โ€. Nabi menjawab, โ€œJangan, selama mereka masih shalat. Bila kalian melihat sesuatu yang kalian benci dari pemimpin kalian, maka cukup bencilah perbuatannya, namun jangan kalian melepaskan tangan kalian dari ketaatan kepadanyaโ€ HR. Muslim no. 2155.Dalam hadits ini yang menjadi patokan kufur-tidaknya seorang pemimpin adalah meninggalkan shalat, bukan puasa, zakat atau haji. Dan ini adalah ijma para sahabat Nabi, Abdullah bin Syaqiq Al Uqaili rahimahullah mengatakanู„ู… ูŠูƒู† ุฃุตุญุงุจ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูŠุฑูˆู† ุดูŠุฆุง ู…ู† ุงู„ุฃุนู…ุงู„ ุชุฑูƒู‡ ูƒูุฑ ุบูŠุฑ ุงู„ุตู„ุงุฉโ€œDahulu para sahabat Rasulullah Shallallahuโ€™alaihi Wasallam tidak memandang ada amalan yang bisa menyebabkan kekufuran jika meninggalkannya, kecuali shalatโ€ HR. At Tirmidzi no. 2622, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi.Berdasarkan riwayat ini, para sahabat Nabi tidak menganggap kufurnya orang yang meninggalkan puasa, zakat atau orang yang meninggalkan puasa dengan sengaja tanpa udzur, dia tidak sampai kafir namun telah melakukan dosa besar. Terlebih lagi terdapat ancaman mengerikan bagi orang yang meninggalkan puasa. Sebagaimana hadits dari Abu Umamah al-Bahili radhiallahuโ€™anhu, bahwa Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam bersabda, ุจูŽูŠู’ู†ูŽุง ุฃูŽู†ูŽุง ู†ูŽุงุฆูู…ูŒ ุฅูุฐู’ ุฃูŽุชูŽุงู†ูู‰ ุฑูŽุฌูู„ุงูŽู†ู ููŽุฃูŽุฎูŽุฐูŽุง ุจูุถูŽุจู’ุนูŽู‰ู‘ูŽ ููŽุฃูŽุชูŽูŠูŽุง ุจูู‰ ุฌูŽุจูŽู„ุงู‹ ูˆูŽุนู’ุฑู‹ุง ููŽู‚ูŽุงู„ุงูŽ ู„ูู‰ูŽ ุงุตู’ุนูŽุฏู’ ููŽู‚ูู„ู’ุชู ุฅูู†ู‘ูู‰ ู„ุงูŽ ุฃูุทููŠู‚ูู‡ู ููŽู‚ูŽุงู„ุงูŽ ุฅูู†ู‘ูŽุง ุณูŽู†ูุณูŽู‡ู‘ูู„ูู‡ู ู„ูŽูƒูŽ ููŽุตูŽุนูุฏู’ุชู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุฅูุฐูŽุง ูƒูู†ู’ุชู ููู‰ ุณูŽูˆูŽุงุกู ุงู„ู’ุฌูŽุจูŽู„ู ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽู†ูŽุง ุจูŽุฃูŽุตู’ูˆูŽุงุชู ุดูŽุฏููŠุฏูŽุฉู ููŽู‚ูู„ู’ุชู ู…ูŽุง ู‡ูŽุฐูู‡ู ุงู„ุฃูŽุตู’ูˆูŽุงุชู ู‚ูŽุงู„ููˆุง ู‡ูŽุฐูŽุง ุนููˆูŽุงุกู ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุงู†ู’ุทูู„ูู‚ูŽ ุจูู‰ ููŽุฅูุฐูŽุง ุฃูŽู†ูŽุง ุจูู‚ูŽูˆู’ู…ู ู…ูุนูŽู„ู‘ูŽู‚ููŠู†ูŽ ุจูุนูŽุฑูŽุงู‚ููŠุจูู‡ูู…ู’ ู…ูุดูŽู‚ู‘ูŽู‚ูŽุฉูŒ ุฃูŽุดู’ุฏูŽุงู‚ูู‡ูู…ู’ ุชูŽุณููŠู„ู ุฃูŽุดู’ุฏูŽุงู‚ูู‡ูู…ู’ ุฏูŽู…ู‹ุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูู„ู’ุชู ู…ูŽู†ู’ ู‡ูŽุคูู„ุงูŽุกู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‡ูŽุคูู„ุงูŽุกู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠููู’ุทูุฑููˆู†ูŽ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุชูŽุญูู„ู‘ูŽุฉู ุตูŽูˆู’ู…ูู‡ูู…ู’โ€œKetika aku sedang tidur, tiba-tiba ada dua laki-laki yang mendatangiku. Keduanya memegangi kedua lenganku, kemudian membawaku ke sebuah gunung terjal. Keduanya berkata kepadaku โ€œnaiklah!โ€. Aku menjawab โ€œAku tidak mampuโ€. Keduanya berkata, โ€œKami akan memudahkannya untukmuโ€. Maka aku naik. Ketika aku berada di tengah gunung itu, tiba-tiba aku mendengar suara-suara yang keras, sehingga aku bertanya โ€œsuara apa itu?โ€. Mereka menjawab, โ€œItu teriakan penduduk nerakaโ€. Kemudian aku dibawa ke tempat lain, tiba-tiba aku melihat sekelompok orang digantung terbalik dengan urat-urat kaki mereka sebagai ikatan. Ujung-ujung mulut mereka sobek dan mengalirkan darah. Aku bertanya, โ€œMereka itu siapa?โ€ Keduanya menjawab, โ€œMereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum waktunyaโ€ HR. Ibnu Hibban dishahihkan Syuโ€™aib Al Arnauth dalam Takhrij Shahih Ibnu Hibban.Adanya hadits ini dan juga adanya sebagian ulama yang menganggap kafirnya orang yang meninggalkan puasa, ini membuat kita semakin takut dan waspada jangan sampai meninggalkan puasa tanpa udzur. Dan juga kita mesti peringatkan keluarga dan orang-orang terdekat kita jangan sampai meninggalkan puasa tanpa Juga Dosa Juga Dilipatgandakan Di Bulan RamadhanMeninggalkan Puasa Bisa Murtad Jika IstihlalOrang-orang yang meninggalkan puasa dengan sengaja jika mereka menganggap halal istihlal hal tersebut atau mengingkari wajibnya puasa Ramadhan, maka ia murtad keluar dari Islam. Para ulama menyebut hal ini sebagai kufur juhud, yaitu orang yang meyakini kebenaran ajaran Rasulullah namun lisannya mendustakan bahkan memerangi dengan anggota badannya, menentang karena kesombongan. Ini seperti kufurnya iblis terhadap Allah ketika diperintahkan sujud kepada Adam alaihissalam, padahal iblis mengakui Allah sebagai Rabb,ูˆูŽุฅูุฐู’ ู‚ูู„ู’ู†ูŽุง ู„ูู„ู’ู…ูŽู„ุงูŽุฆููƒูŽุฉู ุงุณู’ุฌูุฏููˆุง ู„ูุขุฏูŽู…ูŽ ููŽุณูŽุฌูŽุฏููˆุง ุฅูู„ุงูŽู‘ ุฅูุจู’ู„ููŠุณูŽ ุฃูŽุจูŽู‰ ูˆูŽุงุณู’ุชูŽูƒู’ุจูŽุฑูŽ ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ูƒูŽุงููุฑููŠู†ูŽโ€œDan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat Sujudlah kamu kepada Adamโ€™, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Ia termasuk golongan orang-orang yang kafirโ€ QS. Al Baqarah 34Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan โ€œSeorang hamba jika ia melakukan dosa dengan keyakinan bahwa sebenarnya Allah mengharamkan perbuatan dosa tersebut, dan ia juga berkeyakinan bahwa wajib taat kepada Allah atas segala larangan dan perintah-Nya, maka ia tidak kafirโ€. Lalu beliau melanjutkan, โ€œ..barangsiapa yang melakukan perbuatan haram dengan keyakinan bahwa itu halal baginya maka ia kafir dengan kesepatakan para ulamaโ€ Ash Sharimul Maslul, 1/521.Al Lajnah Ad Daimah menjelaskanู…ู† ุชุฑูƒ ุงู„ุตูˆู… ุฌุญุฏุงู‹ ู„ูˆุฌูˆุจู‡ ูู‡ูˆ ูƒุงูุฑ ุฅุฌู…ุงุนุงู‹ ุŒ ูˆู…ู† ุชุฑูƒู‡ ูƒุณู„ุงู‹ ูˆุชู‡ุงูˆู†ุงู‹ ูู„ุง ูŠูƒูุฑ ุŒ ู„ูƒู†ู‡ ุนู„ู‰ ุฎุทุฑ ูƒุจูŠุฑ ุจุชุฑูƒู‡ ุฑูƒู†ุงู‹ ู…ู† ุฃุฑูƒุงู† ุงู„ุฅุณู„ุงู… ุŒ ู…ุฌู…ุนุงู‹ ุนู„ู‰ ูˆุฌูˆุจู‡ ุŒ ูˆูŠุณุชุญู‚ ุงู„ุนู‚ูˆุจุฉ ูˆุงู„ุชุฃุฏูŠุจ ู…ู† ูˆู„ูŠ ุงู„ุฃู…ุฑ ุŒ ุจู…ุง ูŠุฑุฏุนู‡ ูˆุฃู…ุซุงู„ู‡ ุŒ ุจู„ ุฐู‡ุจ ุจุนุถ ุฃู‡ู„ ุงู„ุนู„ู… ุฅู„ู‰ ุชูƒููŠุฑู‡ .ูˆุนู„ูŠู‡ ู‚ุถุงุก ู…ุง ุชุฑูƒู‡ ุŒ ู…ุน ุงู„ุชูˆุจุฉ ุฅู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุณุจุญุงู†ู‡โ€œSiapa yang meninggalkan puasa karena juhud menentang wajibnya puasa maka ia kafir berdasarkan sepakat ulama. Namun yang meninggalkan puasa karena malas dan meremehkan, maka ia tidak kafir. Namun ia berada pada bahaya yang besar karena meninggalkan salah satu rukun Islam yang disepakati wajibnya. Dia wajib dihukum dan dibina oleh pemerintah, agar ia dan orang yang semisal dia jera. Namun sebagian ulama ada yang berpendapat ia kafir dan wajib meng-qadha puasa yang ditinggalkan setelah ia bertaubat kepada Allah Subhaanahuโ€ Fatawa Al Lajnah Ad Daimah, 10/143.Baca Juga Sedih Apabila Amalan Tidak Diterima di Bulan RamadhanJika Bertaubat, Apakah Wajib Meng-qadha Puasa yang Ditinggalkan?Terdapat haditsู…ู† ุฃูุทุฑ ูŠูˆู…ุง ู…ู† ุฑู…ุถุงู† ู…ู† ุบูŠุฑ ุฑุฎุตุฉ ู„ู… ูŠู‚ุถู‡ ูˆุฅู† ุตุงู… ุงู„ุฏู‡ุฑ ูƒู„ู‡โ€œOrang yang sengaja tidak berpuasa pada suatu hari di bulan Ramadhan, padahal ia bukan orang yang diberi keringanan, ia tidak akan dapat mengganti puasanya meski berpuasa terus menerusโ€.Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari di Alโ€™Ilal Al Kabir 116, oleh Abu Daud di Sunan-nya 2396, oleh Tirmidzi di Sunan-nya 723, Imam Ahmad di Al Mughni 4/367, Ad Daruquthni di Sunan-nya 2/441, 2/413, dan Al Baihaqi di Sunan-nya 4/228.Hadits ini didhaifkan oleh Al Bukhari, Imam Ahmad, Ibnu Hazm di Al Muhalla 6/183, Al Baihaqi, Ibnu Abdil Barr dalam At Tamhid 7/173, juga oleh Al Albani di Dhaif At Tirmidzi 723, Dhaif Abi Daud 2396, Dhaif Al Jamiโ€™ 5462 dan Silsilah Adh Dhaโ€™ifah 4557. Namun, memang sebagian ulama ada yang menshahihkan hadits ini seperti Abu Hatim Ar Razi di Al Ilal 2/17, juga ada yang menghasankan seperti Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah 2/329 dan Al Haitsami di Majmaโ€™ Az Zawaid 3/171. Oleh karena itu, ulama berbeda pendapat mengenai ada-tidaknya qadha bagi orang yang sengaja tidak ulama berpendapat orang yang meninggalkan puasa dengan sengaja wajib meng-qadha setelah bertaubat. Bahkan Ibnu Abdil Barr mengklaim ijma atas hal ini, beliau mengatakanูˆุฃุฌู…ุนุช ุงู„ุฃู…ุฉ ุŒ ูˆู†ู‚ู„ุช ุงู„ูƒุงูุฉ ุŒ ููŠู…ู† ู„ู… ูŠุตู… ุฑู…ุถุงู† ุนุงู…ุฏุงู‹ ูˆู‡ูˆ ู…ุคู…ู† ุจูุฑุถู‡ุŒ ูˆุฅู†ู…ุง ุชุฑูƒู‡ ุฃุดุฑุงู‹ ูˆุจุทุฑุงู‹ุŒ ุชุนู…ู‘ูŽุฏ ุฐู„ูƒ ุซู… ุชุงุจ ุนู†ู‡ ุฃู† ุนู„ูŠู‡ ู‚ุถุงุกู‡โ€œUlama sepakat dan dinukil dari banyak ulama bahwa orang yang tidak puasa Ramadhan dengan sengaja dengan masih meyakini kewajibannya, namun ia tidak puasa karena bermaksiat dan sombong, dan sengaja melakukannya, maka ia wajib diminta bertaubat dan wajib meng-qadha puasanyaโ€ Al Istidzkar, 1/77.Dan ini juga pendapat yang dikuatkan Al Lajnah Ad Daimah dan Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah. Namun klaim ijma ini kurang tepat, karena dinukil adanya pendapat lain dari sebagian ulama Syafiโ€™iyyah dan juga zhahiriyyah, juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yang menyatakan bahwa tidak diwajibkan qadha atas mereka. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkataูˆู„ุง ูŠู‚ุถูŠ ู…ุชุนู…ุฏ ุจู„ุง ุนุฐุฑ ุตูˆู…ุงู‹ ูˆู„ุง ุตู„ุงุฉ ุŒ ูˆู„ุง ุชุตุญ ู…ู†ู‡โ€œOrang yang sengaja meninggalkan ibadah tanpa udzur maka tidak ada qadha baginya, baik itu puasa maupun shalat, dan andai qadha dilakukan ia tidak sahโ€ Al Ikhtiyarat Al Fiqhiyyah, 460.Ini juga pendapat yang dikuatkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah. Beliau mengatakanูุงู„ุฑุงุฌุญ ุฃู†ู‡ ู„ุง ูŠู„ุฒู…ู‡ ุงู„ู‚ุถุงุก ุ› ู„ุฃู†ู‡ ู„ุง ูŠุณุชููŠุฏ ุจู‡ ุดูŠุฆุงู‹ ุ› ุฅุฐ ุฅู†ู‡ ู„ู† ูŠู‚ุจู„ ู…ู†ู‡ ุŒ ูุฅู† ุงู„ู‚ุงุนุฏุฉ ุฃู† ูƒู„ ุนุจุงุฏุฉ ู…ุคู‚ุชุฉ ุจูˆู‚ุช ู…ุนูŠู† ุŒ ูุฅู†ู‡ุง ุฅุฐุง ุฃุฎุฑุช ุนู† ุฐู„ูƒ ุงู„ูˆู‚ุช ุงู„ู…ุนูŠู† ุจู„ุง ุนุฐุฑ ุŒ ู„ู… ุชู‚ุจู„ ู…ู† ุตุงุญุจู‡ุงโ€œYang rajih, ia tidak wajib meng-qadha. Karena andaikan meng-qadha pun tidak bermanfaat karena tidak diterima. Karena kaidahnya adalah setiap ibadah yang waktunya tertentu, jika diakhirkan sehingga keluar dari waktu tersebut tanpa udzur maka tidak akan diterima ibadahnyaโ€ Majmuโ€™ Al Fatawa Syaikh Ibnu Al Utsaimin, 19/89.Wallahu aโ€™lam, nampaknya pendapat yang pertama adalah pendapat yang lebih hati-hati, yaitu wajibnya meng-qadha bagi yang meninggalkan puasa dengan sengaja. Dan ini adalah pendapat jumhur ulama. Dan sesuai dengan kaidah fiqhiyyahุนุจุงุฏุฉ ุซุจุชุช ููŠ ุฐู…ุฉ ุงู„ุนุจุฏ ุŒ ูู„ุง ุชุณู‚ุท ุนู†ู‡ ุฅู„ุง ุจูุนู„ู‡ุงโ€œIbadah yang sudah jatuh menjadi beban seseorang, tidak bisa gugur sampai ia mengerjakannyaโ€.Baca JugaSemoga Allah memberi Yulian PurnamaArtikel
1 Ada ancaman sangat keras bagi orang yang meninggalkan shalat berjamaah tanpa ada alasan yang kuat. 2. Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang hukum shalat berjamaah selain shalat jum'at. a) Fardhu 'ain bagi laki-laki merdeka, bukan musafir, dan tidak ada halangan lain. Bulan Ramadhan memiliki keutamaan dan keistimewaan yang besar di antara bulan-bulan yang lain. Semua amal soleh yang dilakukan pada bulan ini akan mendapat balasan lebih banyak dan lebih baik. Oleh karena itu kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebajikan dan meninggalkan kemaksiatan. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang paling tepat bagi kita semua untuk kembali menyucikan diri dari segala sifat-sifat tercela yang selama ini ada dalam diri kita semua, serta menjadi momen yang tepat untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt, yaitu dengan cara berpuasa. Sebab, tujuan utama di balik diwajibkan puasa adalah untuk meningkatkan ketakwaan, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qurโ€™an, Allah swt berfirman ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ูƒูุชูุจูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู ุงู„ุตู‘ููŠูŽุงู…ู ูƒูŽู…ูŽุง ูƒูุชูุจูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ู…ูู†ู’ ู‚ูŽุจู’ู„ููƒูู…ู’ ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชูŽุชู‘ูŽู‚ููˆู†ูŽ Artinya, โ€œWahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.โ€ QS Al-Baqarah 183. Kewajiban puasa sebagaimana dijelaskan dalam surat di atas, harus benar-benar kita jaga dengan benar. semua hal-hal yang bisa membatalkan puasa harus kita hindari, apalagi membatalkan puasa dengan sengaja. Orang yang tidak memiliki alasan yang dibenarkan dalam syariat Islam, tidak boleh hukumnya untuk tidak puasa. Ia akan berdosa dan memiliki kewajiban untuk menggantinya. Terdapat enam orang yang diperbolehkan untuk tidak puasa dalam Islam, yaitu orang yang bepergian dengan radius perjalanan yang diperbolehkan untuk qashar shalat; orang sakit; orang tua yang tidak berdaya jompo; wanita hamil; orang yang tercekik haus; dan wanita menyusui. Selain enam golongan di atas, orang tidak boleh hukumnya untuk membatalkan puasa dengan sengaja dan nekat tanpa alasan yang dibolehkan dalam hukum Islam. Bahkan, toh sekalipun suatu saat ia mengganti qadha' puasa yang telah ditinggalkan di bulan Ramadhan, tidak bisa setara dengan satu puasa di bulan Ramadhan tersebut. Berkaitan dengan hal ini, Nabi saw bersabda ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽูู’ุทูŽุฑูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู‹ุง ู…ูู†ู’ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ููู‰ ุบูŽูŠู’ุฑู ุฑูุฎู’ุตูŽุฉู ุฑูŽุฎู‘ูŽุตูŽู‡ูŽุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽุฒู‘ูŽ ูˆูŽุฌูŽู„ู‘ูŽ ู„ูŽู‡ู ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู‚ู’ุถู ุนูŽู†ู’ู‡ู ูˆูŽุฅูู†ู’ ุตูŽุงู…ูŽ ุงู„ุฏู‘ูŽู‡ู’ุฑูŽ ูƒูู„ู‘ูŽู‡ู Artinya, โ€œBarangsiapa tidak puasa satu hari di bulan Ramadhan tanpa adanya keringanan yang Allah 'azza wa jalla berikan kepadanya, maka tidak akan bisa menjadi ganti darinya, sekalipun ia berpuasa selama satu tahun.โ€ HR Abu Hurairah. Syekh Abdurrauf Al-Munawi dalam kitab Faidhul Qadir menjelaskan maksud puasa qadha' tidak bisa menjadi pengganti dari puasa satu hari di bulan Ramadhan yang ditinggalkan, yaitu bahwa satu hari puasa di bulan Ramadhan tidak sama keutamaannya dibanding dengan puasa di selain Ramadhan sekalipun puasa terus menerus. Hal itu disebabkan, dosa tidak puasa satu hari di bulan Ramadhan tidak akan bisa hilang, sementara puasa qadha' yang dilakukan di luar Ramadhan tidak bisa menyamai keutamaan puasa di bulan Ramadhan. Karena itu, sangat rugi orang-orang yang tidak puasa atau dengan sengaja membatalkan puasa di bulan Ramadhan tanpa alasan yang dibenarkan dalam syariat Islam. Sebab, qadha' puasa yang dilakukan di luar Ramadhan tidak bisa setara keutamaan dan keberkahannya dengan hari-hari di bulan Ramadhan. Ancaman bagi orang yang tidak berpuasa Orang yang dengan nekat membatalkan puasanya di bulan Ramadhan akan mendapatkan ancaman dan siksaan yang sangat pedih di akhirat. Mereka akan digantung tubuhnya, dan dari mulutnya akan keluar darah. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadits, yaitu ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจูŠ ุฃูู…ูŽุงู…ูŽุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽู…ูุนู’ุชู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูŠูŽู‚ููˆู„ู ุจูŽูŠู’ู†ูŽุง ุฃูŽู†ูŽุง ู†ูŽุงุฆูู…ูŒ ุฅูุฐู’ ุฃูŽุชูŽุงู†ูู‰ ุฑูŽุฌูู„ุงูŽู†ู ููŽุฃูŽุฎูŽุฐูŽุง ุจูุถูŽุจู’ุนูŽู‰ู‘ูŽุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุงู†ู’ุทูู„ูู‚ูŽ ุจูู‰ ููŽุฅูุฐูŽุง ุฃูŽู†ูŽุง ุจูู‚ูŽูˆู’ู…ู ู…ูุนูŽู„ู‘ูŽู‚ููŠู†ูŽ ุจูุนูŽุฑูŽุงู‚ููŠุจูู‡ูู…ู’ ู…ูุดูŽู‚ู‘ูŽู‚ูŽุฉูŒ ุฃูŽุดู’ุฏูŽุงู‚ูู‡ูู…ู’ ุชูŽุณููŠู„ู ุฃูŽุดู’ุฏูŽุงู‚ูู‡ูู…ู’ ุฏูŽู…ู‹ุง. ู‚ูู„ู’ุชู ู…ูŽู†ู’ ู‡ูŽุคูู„ุงูŽุกูุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‡ูŽุคูู„ุงูŽุกู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠููู’ุทูุฑููˆู†ูŽ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุชูŽุญูู„ู‘ูŽุฉู ุตูŽูˆู’ู…ูู‡ูู…ู’ Artinya, โ€œDari Abu Umamah berkata, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda Pada saat aku tidur, aku bermimpi didatangi dua orang malaikat membawa pundakku. Kemudian mereka membawaku, saat itu aku mendapati suatu kaum yang bergantungan tubuhnya, dari mulutnya yang pecah keluar darah. Aku bertanya Siapa mereka?โ€™ Ia menjawab Mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum diperbolehkan waktunya berbuka puasaโ€™.โ€ HR An-Nasaโ€™i. Terakhir, mari kita jaga puasa kita di bulan Ramadhan ini. Jangan sampai dengan sengaja kita batalkan, karena hal itu sangat merugikan kita semua, dan ancamannya sangat pedih dari Allah swt. Selain dari sesuatu yang membatalkan, mari kita jaga juga dari hal-hal yang bisa menghilangkan pahala puasa, agar puasa yang kita jalani tidak hanya menghasilkan lapar dan dahaga. Adapun sesuatu yang bisa menghilangkan pahala puasa adalah sebagaimana disebutkan oleh Nabi saw, yaitu ุฎูŽู…ู’ุณูŒ ูŠููุทูุฑู’ู†ูŽ ุงู„ุตู‘ูŽุงุฆูู…ูŽ ุงู„ุบููŠู’ุจูŽุฉูุŒ ูˆุงู„ู†ู‘ูŽู…ููŠู’ู…ูŽุฉูุŒ ูˆูŽุงู„ู’ูƒูŽุฐูุจูุŒ ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽุธู’ุฑู ุจูุงู„ุดู‘ูŽู‡ู’ูˆูŽุฉูุŒ ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽู…ููŠู’ู†ู ุงู„ู’ูƒูŽุงุฐูุจูŽุฉู Artinya, โ€œLima hal yang bisa membatalkan pahala orang berpuasa, yaitu 1 membicarakan orang lain; 2 mengadu domba; 3 berbohong; 4 melihat dengan syahwat; dan 5 sumpah palsuโ€. HR Ad-Dailami. Editor Abdul Manap Untukitulah sungguh merugi orang-orang yang tidak mau melaksanakan puasa baik puasa yang sifatnya wajib maupun sunnah. Artikel terkait puasa sunnah : manfaat puasa senin kamis โ€“ manfaat puasa daud. Berikut ini adalah ulasan tentang manfaat puasa untuk kesehatan jasmani dan rohani, diantaranya sebagai berikut : 1. Menjaga kesehatan jantung. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID oAwiLN6-3Ftky_35dE0Gs7jlF-mdeqKUUOBJ7_TNMAwDw1kIby-nDA==
DariAbu Hurairah, dia berkata, Rasulullah Shallallรขhu 'alaihi Wa Sallam bersabda, "Barangsiapa yang berbuka (tidak berpuasa) sehari di bulan Ramadlan tanpa adanya alasan ('udzur) ataupun sakit, maka seluruh puasa yang dilakukannya selama setahun tidak dapat menimpalinya (membayarnya)." (HR.al-Bukhariy secara Ta'liq) Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, dia
Puasa, dalam ajaran Islam ada yang bersifat sunah dan ada yang wajib. Puasa Senin dan Kamis, puasa Daud, puasa di pertengahan bulan hijriyah ayyaamul bidl, puasa di Bulan Syaโ€™ban dan masih banyak contoh serupa, merupakan contoh puasa-puasa yang disunahkan. Artinya dianjurkan untuk diamalkan. Jika tidak diamalkan maka tidak ada masalah dan tidak berdosa. Selain puasa-puasa sunah tersebut, ada puasa yang wajib dilaksanakan oleh seorang muslim yaitu puasa di bulan ramadan. Penetapan wajibnya puasa didasarkan pada dalil yang jelas dari Alquran dan hadis. Seluruh ulama bersepakat bulat tentang kewajiban berpuasa di bulan Ramadan. Puasa Ramadan menempati posisi yang penting dalam agama Islam. Nabi Muhammad SAW memasukkan puasa Ramadan sebagai salah satu rukun Islam ketiga. Hal ini semakin menegaskan bahwa puasa Ramadan memiliki kedudukan yang mulia. Oleh karena itu, setiap muslim harus benar-benar memperhatikan ibadah puasa Ramadan, jangan sampai lalai dan meninggalkannya. Lalu bagaimana jika ada orang yang beragama Islam tidak melaksanakan puasa? Harus dilihat dulu, apakah dia meninggalkannya karena sengaja atau karena ada alasan syarโ€™i alasan yang diperbolehkan agama. Islam memang tidak memukul rata mewajibkan seluruh umat muslim harus berpuasa seluruhnya. Ada kondisi tertentu yang memperkenankan seorang muslim tidak melaksanakan kewajiban puasa. Pertama, kondisi sakit. Apabila berpuasa mengakibatkan bertambah parah sakitnya. Kedua, musafir atau orang yang sedang melakukan perjalanan. Ketiga, orang yang sudah tidak mampu berpuasa. Ulama banyak memperjelas dengan kondisi sakit yang tidak kunjung sembuh dan tua renta. Keempat, ibu yang sedang hamil atau menyusui. Dengan catatan bahwa kehamilan dan menyusui menimbulkan kondisi yang buruk baginya sendiri atau bayinya. Selain keempat kondisi tersebut, kondisi lain yang dapat menyebabkan terancamnya hal-hal terkait maqasid syariโ€™ah tujuan-tujuan syariat juga mendapatkan keringanan untuk tidak berpuasa karena kondisi darurat. Alasan-alasan yang disebutkan di atas diperbolehkan karena ada suatu kondisi halangan yang menyebabkan susah dan bahkan tidak mungkin dilaksanakan. Kondisi tersebut dalam bahasa fikih sering diistilahkan dengan udzur. Karena udzur, orang boleh tidak berpuasa. Kebolehan ini merupakan keringanan rukhshah yang diberikan Allah kepada hambaNya. Dalam hal tertentu seperti halangan karena bepergian atau sakit yang tidak permanen, tidak menyebabkan gugurnya kewajiban puasa. Puasa tetap wajib, tapi digeser waktunya di bulan lain setelah tidak melakukan perjalanan lagi atau sudah sembuh dari sakitnya. Namun ada juga yang menggugurkan kewajiban puasa secara permanen tapi digantikan dengan kewajiban lain seperti membayar fidyah. Di luar uzur dan alasan yang diperbolehkan agama, maka ada dua konsekuensi hukum. Pertama, jika tidak berpuasa Ramadan karena mengingkari kewajiban puasa para ulama menyebutnya sebagai orang yang telah kufur. Di bawah level kufur ini adalah jenis kedua yakni orang yang tidak berpuasa karena malas, tetapi sebenarnya ia masih yakin bahwa puasa ramadan wajib hukumnya. Untuk jenis ini maka dianggap telah melakukan dosa besar dan kebinasaan, karena tidak melaksanakan rukun Islam dan kewajiban penting. HUKUMAN BAGI YANG TIDAK BERPUASA Dalam sebuah hadis sahih riwayat an-Nasaโ€™i disebutkan bahwa orang yang sengaja meninggalkan puasa tanpa uzur syarโ€™i akan mendapat siksa yang berat di akhirat kelak. Hadis dari Umamah al-Bahili tersebut menggambarkan hukuman orang tidak berpuasa diikat dan digantung terbalik dengan kaki di atas, dan mulut mereka sobek mengeluarkan darah. Lihat As-Sunan al-Kubra hadis nomor 3273. Jika ada yang terlanjur meninggalkan puasa tanpa uzur, maka sesegera mungkin untuk bertaubat dengan sungguh-sungguh dan memperbanyak amal saleh, utamanya memperbanyak puasa sunah untuk melengkapi kekurangan puasa wajib sebagaimana diterangkan dalam hadis tentang salat dan amal shaleh lainnya. Terus melanggengkan amal-amal saleh tersebut. Selain bertaubat, orang yang sebelumnya sengaja meninggalkan puasa tanpa uzur, memiliki kewajiban lain. Imam Asy-Syafi menyebut bahwa orang tersebut wajib menggantikan puasa mengqadlaโ€™ sesuai hari yang ditinggalkannya, tanpa harus membayar denda. Orang tersebut tidak wajib kafarat denda, karena kafarat hanya untuk orang yang melakukan berhubungan badan jimaโ€™ di siang Ramadan. Sedangkan yang sengaja makan dan minum tidak diwajibkan kafarat. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa puasa Ramadan hukumnya wajib, dan jangan sekali-kali meninggalkannya tanpa alasan yang dibenarkan oleh agama. Seringan-ringannya konsekuensi dianggap telah melakukan dosa besar dan yang terberat dianggap sebagai orang yang kufur. Naโ€™udzubillah min dzalik. Dengan melihat konsekuensi hukumnya yang berat ditambah dengan mendalami keutamaan-keutamaan puasa Ramadan, Insya Allah akan terhindar dari meninggalkan puasa tanpa uzur syarโ€™i. Wallahu aโ€™lam. */nha
AdRf.
  • qb99ki1h4n.pages.dev/105
  • qb99ki1h4n.pages.dev/134
  • qb99ki1h4n.pages.dev/382
  • qb99ki1h4n.pages.dev/92
  • qb99ki1h4n.pages.dev/270
  • qb99ki1h4n.pages.dev/222
  • qb99ki1h4n.pages.dev/54
  • qb99ki1h4n.pages.dev/356
  • qb99ki1h4n.pages.dev/166
  • ancaman bagi orang yang tidak berpuasa